Menurut gue, satu semester adalah waktu yang cukup singkat, di semester 5 ini gue merasa mendapatkan sesuatu yang spesial, dimana gue mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama seorang dosen dan suasana belajar yang sangat berbeda, buat gue ini cukup menarik karna dimana gue belajar jarak jauh dengan dosen karna apa? Karna gue diciledug dan dosen pengajar gue ada di Amerika, hemm kebayang nggak cara belajarnya kaya gimana?. Dengan ingin memberikan sesuatu yang berbeda di kelas yang “katanya” Unggulan Broadcasting (UB) hehe.. Seorang Kaprodi sekaligus dosen Jurnalistik Online Mas Rocky Prasetyo Jati seolah tidak kehabisan ide kreatifnya dengan membuat sebuah inovasi baru dan memberikan pengalaman yang cukup menarik dengan memberikan kita dosen yang spesial dari VOA (Voice of America) yaitu Mas Naratama (beruntungnya gue :D), dengan metode pengajaran jarak jauh.
yaaa, kalau mungkin kalian pernah merasakam LDR sama pasangan, kali ini gue LDR sama dosen pengajar gue Hahaa, nggak beda jauh sama Pelaku LDR lainnya yang berkomunikasi dan bertatap muka menggunakan media Skype, gue pun merasakan itu, dimana gue hanya bisa bertatap muka dengan dosen gue melalui skype. cukup unik dan buat gue ini pengalaman yang seru banget, Walapun gue harus ngrasain LDR sama dosen pengajar gue dan hanya bisa berdiskusi lewat media sosial tapi apa yang gue dapet di kelas Jurnalistik Online selama satu semester ini sangat banyak dan bermanfaat banget karna apa yang gue dapet bisa gue terapin secara langsung.
Ini dia susana kelas Jurnalistik Online melalui belajar jarak jauh. |
Dan kali ini gue akan nyoba share beberapa
hal penting yang gue dapet di mata kuliah jurnalistik Online ini, yang semoga bisa
bermanfaat juga buat kalian, salah satunya adalah buat kalian yang tertarik dan
ingin mencoba menjadi reporter digital, Seperti yang kita tau saat ini media online
sudah tidak asing lagi di masyarakat, Melalui media online, kita lebih mudah
menerima dan mengakses informasi. Malah, bukan cuma sebagai penerima informasi tapi juga
sebagai pemberi informasi. Sebagai
reporter digital yang bisa dibilang
masih awam kita bisa memulainya dengan memanfaatkan media sosial yang kita punya
seperti blog, website, Facebook, Twitter,maupun instagram dan sosial media
lainnnya. Dengan alat yang cukup sederhana dan merakyat yaitu dengan
menggunakan HP pintar yang kita punya, kita sudah bisa menjadi seorang reporter
Digital, Punya HP pintar tentatunya kita juga harus pintar memanfaatkannya dong
ya? (iya-in aja) hahaa.
Tapi sebelum kita terjun langsung menjadi
seorang reporter digital, ada beberapa hal penting yang harus kita pahami,
supaya informasi atau berita yang ingin kita sampaikan bisa tepat sasaran dan
tentunya bermanfaat buat orang lain, untuk itu kita harus coba memahami dulu
tentang Format acara televisi.
“Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari
suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain
produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan
dengan dan target pemirsa acara tersebut”
format acara terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Fiksi (drama) merupakan sebuah format acara televisi
yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah
drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Contoh : Drama percintaan (love story), Tragedi, Horor, Legenda, Aksi (action), dan komedi.
2. Non-fiksi (non-drama) adalah sebuah format acara televisi
yang dproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari
realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus mengintrepretasikan ulang dan tanpa
harus menjadi dunia khayalan. Contoh :Talk Show, Konser Musik, Variety Show, Repackaging, Games, Kuis, dan Magazine
Show.
3. Berita News dan Olahraga adalah sebuah acara format televisi
yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian atau peristiwa
yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh : Berita
Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.
(Naratama, dalam bukunya “Menjadi
Sutradara Televisi”)
Nah dengan memahami format acara televisi kita harusnya bisa
membuat tayangan televisi berdasarkan format yang telah disepati oleh barbagai
pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman atau keraguan pada tayangan yang akan
ditayangkan. karena kalau konsepnya tidak sesuai bisa menyebabkan apa yang kita
buat tersebut menjadi gagal atau tidak fokus. Dan dengan konsep yang tepat maka apa yang kita buat akan tepat sasaran, bermanfaat
dan bisa dinikmati secara luas. Jadi dalam membuat format acara televisi kita harus
punya konsep yang terencana dan terancang dengan jelas, seperti apa?, untuk apa?, untuk siapa?, kapan
waktunya?, dimana?, dan bagaimana publikasinya?.
Setelah memahami format acara televisi, untuk menjadi seorang reporter
digital penting juga buat kita belajar tentang Element of The Shots, untuk
mendukung apa yang ingin kita berikan atau sampaikan kepada khalayak, seperti yang
diungkapkan oleh Ray Thompson,
“A shoot is a basic
division of a film or TV programme. In the same way as a play maybe divided
into scene and acts, or an orchestral piece divided intoparts and bars,a film
or TV programme is divided up into scenes and shots.”
Dengan kata lain, kita
harus memahami benar bahwa sebuat shot hanyalah bagian dasar dari sebuah film
dan program televisi. Shot dapat dipisahkan untuk kepentingan adegan dan
acting. Thompson juga menegaskan bahwa sebuah shot hanya bagian kecil dari
sebuah proses produksi, namun mempunyai arti yang sangat penting. (Naratama, "Menjadi Sutradara Televisi")
Dan untuk mendukung sebuah shot, ada beberapa elemen
Yang dapat menggambarkan arti & makna sebuah shot :
1.Motivasi
Sebuah shot harus memiliki motivasi yang akan memberi alasan editor untuk memotong dan menyambungkan ke shot berikutnya. Misalnya : gelas jatuh dari meja, bisa dimotivasikan sebagai kehancuran atau keteledoran/ perceraian atau tersenggol anak kecil. Tetapi juga bisa mempunyai motivasi sebagai keindahan gelas yang akan jatuh menuju lantai.
2.Informasi
Sebuah shot harus menggambarkan informasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa. Misalnya seorang musisi sedang memainkan solo gitar, maka informasi yang akan disajikan adalah pangung konser, posisi pemain gitar, wajah pemain, petikan tangan, gitar dan sambutan penonton. Shot-shot ini akan menyampaikan informasi kepada pemirsa tinggal bagaimana kreativitas dalam pengambilan angle kamera.
3. Composition
Perhatikan komposisi gambar agar gambar dapat berbicara dengan sendirinya.
Ada empat bagian yang perlu diperhatikan :
a. Framing ( pembingkaian gambar )
b. Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
c. Subject or object ( subjek atau objek gambar )
d. Colour ( warna )
Keempat bagian ini akan menyatu dalam komposisi shot yang akan dibangun.
4.sound
Faktor suara sangat mempengaruhi makna gambar misalnya sebuah shot jalan raya. Mungkin tidak dapat memberikan gambaran jalan begitu padat, macet, polusi, bising dll tetapi dapat dipertegas suasana dengan suara klakson mobil, sempritan polisi, derungan mesin mobil dll. Shot sangat dipengaruhi dan mempengaruhi kebutuhan suara baik dalam bentuk sound efect, live sound record sampai ke pembuatan musik ilustrasi pendukung suasana.
5. Camera angle
Sudut pengambilan gambar akan memberikan kekuatan sebuah shot. Point of view ini akan menempatkan arah pandangan mata penonton sehingga apabila arah ini salah maka penonton akan mempunyai pandangan yang salah dari sebuah shot. Jika ini terjadi maka seluruh elemen yang ada menjadi tidak berlaku lagi. Walaupun warna, suara dan objek indah tetapi jika camera angle salah, arah pandang shot menjadi gagal.
6. Continuity
Bisa disebut sebagai kontinuitas dari sambungan shot-shot yang dapat melengkapi isi cerita maupun karya visual. Potongan gambar harus disiapkan sesuai dengan kontinuitas yang diinginkan. Ada lima faktor kontinuitas yang harus diperhatikan pada saat shooting yaitu :
a. Contents continuity
Yang dapat menggambarkan arti & makna sebuah shot :
1.Motivasi
Sebuah shot harus memiliki motivasi yang akan memberi alasan editor untuk memotong dan menyambungkan ke shot berikutnya. Misalnya : gelas jatuh dari meja, bisa dimotivasikan sebagai kehancuran atau keteledoran/ perceraian atau tersenggol anak kecil. Tetapi juga bisa mempunyai motivasi sebagai keindahan gelas yang akan jatuh menuju lantai.
2.Informasi
Sebuah shot harus menggambarkan informasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa. Misalnya seorang musisi sedang memainkan solo gitar, maka informasi yang akan disajikan adalah pangung konser, posisi pemain gitar, wajah pemain, petikan tangan, gitar dan sambutan penonton. Shot-shot ini akan menyampaikan informasi kepada pemirsa tinggal bagaimana kreativitas dalam pengambilan angle kamera.
3. Composition
Perhatikan komposisi gambar agar gambar dapat berbicara dengan sendirinya.
Ada empat bagian yang perlu diperhatikan :
a. Framing ( pembingkaian gambar )
b. Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar)
c. Subject or object ( subjek atau objek gambar )
d. Colour ( warna )
Keempat bagian ini akan menyatu dalam komposisi shot yang akan dibangun.
4.sound
Faktor suara sangat mempengaruhi makna gambar misalnya sebuah shot jalan raya. Mungkin tidak dapat memberikan gambaran jalan begitu padat, macet, polusi, bising dll tetapi dapat dipertegas suasana dengan suara klakson mobil, sempritan polisi, derungan mesin mobil dll. Shot sangat dipengaruhi dan mempengaruhi kebutuhan suara baik dalam bentuk sound efect, live sound record sampai ke pembuatan musik ilustrasi pendukung suasana.
5. Camera angle
Sudut pengambilan gambar akan memberikan kekuatan sebuah shot. Point of view ini akan menempatkan arah pandangan mata penonton sehingga apabila arah ini salah maka penonton akan mempunyai pandangan yang salah dari sebuah shot. Jika ini terjadi maka seluruh elemen yang ada menjadi tidak berlaku lagi. Walaupun warna, suara dan objek indah tetapi jika camera angle salah, arah pandang shot menjadi gagal.
6. Continuity
Bisa disebut sebagai kontinuitas dari sambungan shot-shot yang dapat melengkapi isi cerita maupun karya visual. Potongan gambar harus disiapkan sesuai dengan kontinuitas yang diinginkan. Ada lima faktor kontinuitas yang harus diperhatikan pada saat shooting yaitu :
a. Contents continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan gambar pada isi
cerita yang terangkum dalam sambungan berbagai shot. Contents continuity
bisa berbentuk benda ( tata artistk, properti ), sinar cahaya (
tata cahaya ), wardrobe dan make-up
b. Movement continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan gambar pada
gerakan yang direkayasa ataupun yang terjadi dengan sendirinya (natural ).
Gerakan dalam adegan diperankan oleh pemain dan figuran,
sedangkan natural merupakan gerakan yang terjadi karena faktor alam.
c. Position continuity
Adalah kontinuitas / kesinambungan gambar
untuk blocking pemain, posisi property (tata artistik) dan berbagai
posisi lainnya yang disesuaikan dengan komposisi gambar dalam berbagai
sudut arah kamera.
d. Sound continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan suara dalam
gambar baik yang bersifat direct sound (suara yang langsung direkam pada
saat shooting ) maupun indirect sound (sound effect dan
ilustrasi musik).
e. Dialoque continuity
Adalah kontinuitas atau kesinambungan dialog yang terwujud
dalam percakapan para pemeran sesuai dengan tuntutan cerita dan logika
visual.
Seluruh elemen tersebut saling terkait, saling terangkai dan saling
terikat satu sama lainnya. Dengan memahami dan menerapkan elements of the shot maka informasi yang akan kita berikan akan lebih
mudah ditangkap oleh khalayak dan tentunya menarik. Karna sebuah informasi akan
lebih menarik apabila didukung dengan foto ataupun video yang manarik juga.
Gue sendiri udah mencoba menerapkan elemets of the shot ini melalui berita-berita iseng yang gue buat, dan sudah gue posting juga di blog gue yang berjudul "15 Detik" (ketauan banget ya kalo gue tidak cukup pintar untuk membuat sebuah judul) haha -_-".
yaa..walaupun "seadanya", dan belum bisa jadi contoh yang cukup bagus tapi namanya juga belajar yaa begitulah~ haha..
kalau kalian belum liat bisa langsung ke :http://netikaka.blogspot.com/2014/11/roti-kampung-rasa-kota-kuliner-berbahan.html (bisa dikritik juga sesuka kalian)
kalau kalian belum liat bisa langsung ke :http://netikaka.blogspot.com/2014/11/roti-kampung-rasa-kota-kuliner-berbahan.html (bisa dikritik juga sesuka kalian)
Dan karena gue “belum” bekerja di
pertelevisian apalagi punya stasiun TV sendiri (Hahaa), gue mencoba menerapkan pemahaman gue tentang
format acara televisi dan elements of the shot kedalam blog gue,
emang bisa? (Bisa-in ajalah~) hahaa.
Jadi gue coba dengan
mulai mengkonsepkan blog gue, seperti yang tadi udah gue jelasin bahwa “dalam
membuat format acara televisi kita harus punya konsep yang terencana dan
terancang dengan jelas, seperti apa? Untuk
apa? Untuk siapa? Kapan waktunya? Dimana? Dan bagaimana publikasinya?” kita
bisa menerapkan itu semua dalam blog kita, ketika kita sudah tau akan
mengkonsepka atau mengemas blog kita seperti apa, barulah kita sesuaikan mulai
dari bahasa tulisan yang digunakan, desain atau tampilan blog &
artikel-artikel yang kita buat, misalnya kita mengkonsepkan blog kita untuk
meyampaikan informasi-informasi yang ditunjukan untuk kalangan remaja, maka
desain yang kita gunakan harus menarik, tulisan atau bahasa yang kita gunakan
harus disesuaikan juga dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh para remaja,
artikel-artikel yang kita buat juga tentang hal-hal yang membuat para remaja
tertarik untuk membacanya, atau dengan artikel yang biasa tapi kita kemas
dengan semenarik mungkin dengan tambahan foto atau video yang bisa membantu memvisualkan
apa yang kita tulis. Dan jangan lupa terapkan elements of the shot yaa..
Emm.. cukup rumit memang tapi dengan kita memahami format acara televisi dan elements of the shot lalu memulai menerapkannya di blog kita apa yang kita
buat tidak akan sia-sia karna apa yang nantinya kita tulis atau kita buat akan
sampai sesuai dengan apa yang kita harapkan dan jelas dapat bermanfaat juga
buat orang lain, karna menurut gue sayang kalau kita sudah punya fasilitas internet dan
media-media sosial kalo kita tidak memanfaatkan keberadaannya, tidak hanya untuk
sediri tapi juga untuk orang banyak, karna internet itu adalah media terbuka,
siapa pun bisa mengaksesnya. Tanpa batasan waktu dan tempat. Jadi untuk menjadi
seorang reporter digital mulailah menulis apa saja yang kita dengar, lihat atau rasakan, bisa
juga dengan memasukan gambar-gambar atau video yang menarik dan manfaatkan media
sosial seperti blog dengan memodifikasi, baik fitur dan tampilan sesuai dengan konsep
yang kita inginkan dan jangan lupa juga untuk menerapkan pemahaman format acara Televisi dan
elements of
the shot yang tadi udah gue jelasin diatas.
0 komentar:
Posting Komentar